Kenapa Lagu Kebangsaan Perancis Mirip “Dari Sabang sampai Merauke”?
Kenapa Lagu Kebangsaan Perancis Mirip “Dari Sabang sampai Merauke”?
Lagu “Dari Sabang sampai Merauke” merupakan salah satu lagu nasional Indonesia yang paling dikenal, sering dinyanyikan di sekolah-sekolah dan acara kenegaraan.
Namun, belakangan muncul pertanyaan menarik dari kalangan netizen
dan pengamat musik: mengapa lagu ini terdengar mirip dengan lagu kebangsaan Prancis, “La Marseillaise”?
Meski tidak identik, banyak pendengar mengaku menemukan kemiripan nuansa, ritme, dan semangat antara keduanya.
Apakah ini kebetulan semata, atau ada latar belakang sejarah dan musikal yang bisa menjelaskan fenomena ini?

Sekilas tentang Dua Lagu Ikonik
La Marseillaise adalah lagu kebangsaan Prancis yang diciptakan pada tahun 1792 oleh Claude Joseph Rouget de Lisle. Lagu ini merupakan simbol revolusi Prancis yang penuh semangat perjuangan dan patriotisme. Liriknya keras, berapi-api, dan membakar semangat warga untuk melawan tirani.
Sementara itu, “Dari Sabang sampai Merauke” diciptakan oleh R. Suharjo dan dipopulerkan pada era awal kemerdekaan Indonesia. Lagu ini menggambarkan kesatuan wilayah Indonesia dari ujung barat ke ujung timur, sekaligus menanamkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air.
Analisis Musik: Kesamaan Nada dan Ritme?
Dari sisi teori musik, keduanya memang memiliki struktur melodi mars dengan tempo cepat dan irama yang semangat. Beberapa poin kesamaan antara “Dari Sabang sampai Merauke” dan “La Marseillaise” adalah:
-
Sama-sama menggunakan tanda birama 4/4, yang umum dalam lagu mars atau militer.
-
Memiliki nada pembuka yang melompat tinggi, membangun atmosfer heroik.
-
Aransemen sering diiringi dengan tiupan terompet dan perkusi kuat, menambah nuansa militeristik.
Namun, jika ditinjau secara lebih teknis, melodi dan progresi akor keduanya berbeda.
Artinya, kemiripan hanya bersifat nuansa dan gaya, bukan plagiarisme atau adaptasi langsung.
Pengaruh Gaya Mars Eropa
Salah satu alasan mengapa “Dari Sabang sampai Merauke” terdengar mirip dengan “La Marseillaise
adalah karena keduanya menggunakan gaya musik mars Eropa. Gaya ini banyak digunakan untuk lagu-lagu nasional di masa kolonial dan awal kemerdekaan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Pada era itu, banyak komponis Indonesia yang mengenyam pendidikan musik dengan pengaruh Barat, termasuk notasi, gaya komposisi, dan instrumen.
Tak heran jika lagu-lagu kebangsaan Indonesia kerap mengusung gaya musik serupa dengan lagu-lagu kebangsaan negara Eropa.
Inspirasi Nasionalisme Universal
Kedua lagu ini memiliki semangat yang sama, yaitu membakar nasionalisme dan menanamkan rasa cinta tanah air.
La Marseillaise” menyerukan perlawanan terhadap tirani, sedangkan “Dari Sabang sampai Merauke
menekankan pentingnya persatuan wilayah dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
Meski berbeda konteks sejarah dan budaya, keduanya menjadi simbol identitas nasional dan kebangkitan rakyat.
Dalam musik, kemiripan semacam ini bukanlah hal aneh, terutama jika fungsinya sama—yaitu sebagai lagu yang menyemangati.
Tidak Ada Bukti Plagiarisme
Hingga saat ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pencipta “Dari Sabang sampai Merauke” meniru atau mengadaptasi langsung dari “La Marseillaise”.
Keduanya berdiri sebagai karya asli yang lahir dari konteks zaman dan semangat perjuangan masing-masing.
Kemiripan yang dirasakan publik kemungkinan besar hanya hasil dari gaya musikal yang sama, bukan karena hubungan langsung antara keduanya.
Baca juga: Lagu Worst of Me – Cynthia Erivo
Penutup
Pertanyaan tentang kemiripan antara “Dari Sabang sampai Merauke” dan “La Marseillaise” memperlihatkan betapa musik bisa menyatukan
berbagai bangsa lewat semangat yang serupa. Meskipun berasal dari negara dan latar belakang yang berbeda, kedua lagu ini menjadi simbol kebangkitan dan persatuan yang abadi.
Jadi, bila kamu merasa keduanya terdengar mirip, itu mungkin karena keduanya lahir
dari semangat yang sama: semangat juang, patriotisme, dan cinta tanah air.